Suasana di Kecamatan Bangil pada Minggu pagi, 21 September 2025 berubah menjadi penuh warna saat penyelenggaraan Bangil Carnival 2025. Dari 39 peserta yang ikut, penampilan dari Kecamatan Gempol, yang diwakili oleh Desa Randupitu, menarik perhatian khusus, karena mengangkat kembali kisah legenda Candi Belahan Sumber Tetek yang menjadi ikon budaya lokal.
Sejak dimulainya arak-arak dari garis start, tim Randupitu menunjukkan kekompakan dan energi tinggi. Dengan kostum megah yang mendalami detail sejarah, mereka berhasil menghadirkan suasana masa lampau yang memukau. Salah satu elemen yang paling mencuri mata penonton adalah replika Sumber Tetek: dua arca Dewi Laksmi dan Dewi Sri, lengkap dengan air yang mengalir dari payudara Dewi Laksmi sebuah detail yang kontras dan monumental saat menyatu dengan estetika karnaval.
Ketika rombongan tiba di hadapan tenda kehormatan, kombinasi musik kolosal dan unsur modern mengiringi tarian para penari dengan sangat dramatis. Penonton pun seketika dibawa seolah kembali ke masa kemegahan Candi Belahan di era Raja Airlangga.
Menurut Mochammad Fuad selaku Kepala Desa Randupitu, penampilan tersebut bukanlah sekadar ambisi untuk menang, melainkan sebagai bentuk pelestarian sejarah dan budaya Kabupaten Pasuruan, terutama di wilayah Gempol. Ia menyebut bahwa Sumber Tetek telah menjadi bagian dari identitas budaya yang harus dijaga.
Fuad juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pihak kecamatan, desa-desa tetangga, serta seluruh warga Gempol atas dukungan dalam persiapan hingga waktu pementasan. Mengenai kemenangan, itu bukan prioritas utama, melainkan bagaimana masyarakat bisa termotivasi untuk terus menjaga dan mempromosikan warisan budaya lokal.
Bangil Carnival 2025 pun tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga ruang refleksi mengenai betapa pentingnya menjaga sejarah lokal agar tidak tergerus oleh waktu. Randupitu lewat Sumber Tetek memberikan bukti bahwa budaya bisa hidup kembali, membawa kebanggaan, dan menginspirasi generasi sekarang.
Posting Komentar